"Better Late Than Never"

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Hai sahabat-sahabatku semua, Bagaimana kabar kalian hari ini? baik kan ? Alhamdlillah. syukurlah. Karena itu adalah harapan kita semua. Bagaimana pula kabar imanmu hari ini ? sudakah air wudhu membasahi pipi mu ? sudahkan keindahan khusyuk kau rasakan dalam sholat mu ? sudahkah kau sapa orangtuamu hari ini ? jangan lupa untuk sealu berusaha melakukan hal itu semua ya sahabat. Semoga kelak kita dikumpulkan di surga rabb kita Alloh SWT. amiin ya robbal'alamiin. 
Oh iya, sebelumnya, perkenalkan. Nama Saya Idan Sumarna, Saya tinggal di komplex pasir jati blok H 38,Desa Jati Endah Ujungberung. Kegiatan sehari-hari saya mengasuh anak-anak yatim piatu di yayasan Almumtaza. Hobby saya touring malm,karena saya suka menjadi pembicara pada acara-acara keagamaan. Status saya saat ini adalah Mahasiswa di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Semester II, dan juga status saya saat ini adalah sebagai Suami dari istri tercinta bernama Elsa Solehani,sekaligus sebagai bapak dari buah hati tercinta yang saya warisi dia dengan nama Balqis Sya'baniyatun Nisa. Sahabat semua pasti terkejut kan, kok bisa mahasiswa semester II sudah memiliki anak dan istri.. hee . :-). 
Penasaran kan ?
Gini nih ceritanya. 
eits,, tunggu dulu, sebelum lanjut,jangan lupa like dulu yah tulisan ini . :-)

Yupz, sesuai judulnya, Better late than never ( Lebih baik terlambat daripada tidak sekalipun ).
Berawal dari tahun 2014 silam, Saya Lulus dari slah satu SMK Pesantren di daerah tempat kelahiran saya di Tasikmalaya, Kemudian saya diperintah oleh guru saya ntuk mengajar di salahsatu pesantren cabang dari ustaz Yusuf Mansur "Darul Ilmi Cendekia".Selama satu tahun saya mengajar disana, selama itu pula, dihati saya selalu terbersit bahwa saya ingin kuliah,menggapai cita-cita saya yang ingin jadi dosen.Oh iya, Dari kelas lima SD,saya memang bercita-cita ingin jadi dosen. Saya fikir saya mampu,karena saya selalu jadi juara kelas,dengan segudang prestasi mengharumkan nama Sekolah saya dulu.sehingga menambah kepercayaan diri saya untuk mengejar cita-cita jadi dosen.  Hemzzz...Singkat cerita,Suatu hari, disela-sela istirahat saya mengajar. Saya memberanikan diri untuk bilang dan minta izin pada pimpinan pondo tempat saya mengajar, hingga beliau pun dengan berat hati merestui saya kuliah. Perlu saabat ketahui, pimpinan pondok tersebut memang termasuk orang yang sangat anti dengan pendidikan formal,apalagi kuliah. yang mungkin brkesan dihati beliau dengan berbagai pengalamannya seakan menggambarkan bahwa pergaulan di kampus sangatlah jelek.  
!7 juni 2015 saya dinyatakan menjadi mahasiswa IAIC (Institut Agama Islam Cipasung) di fakultas tarbiyyah dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Hari demi hari saya lalui menimba ilmu di kampus dengan penuh semangat. Hingga suatu hari saya dipertemukan oleh Alloh SWT dengan seorang perempuan yang kebetulan dikenalkan langsung oleh orangtuanya. Pertemuan dan perkenalan itu bermula saat saya menjadi Pengisi Acara (karena sejak kelas 5 SD,saya sudah menjadi da'i cilik berkat ikut salah satu event lomba Pidato"Pildacil").Hari itu saya diundang dalam peringatan Maulid Nabi di Majlis ta'lim mathlaus' syifa kawalu tasikmalaya pimpinan K.H Amas dan Ibu Hj. Idah yang di kemudian hari mereka berdua itu menjadi mertua saya.Dan yang paling membuat hati saya sangat bergetar,tercampur antara percaya dan tidak,saya diminta langsung untukmenjadi suami dari anak mereka.Pasti terbayang kan sahabat ? tapi jangan baper yah ? :-)
Saat itu, dilema memang, disaat saya berusaha dan berjuang ingin menggapai cita-cita saya,dan disisi lain saya diminta untuk menikah dengan wanita yang sama sekali belum saya kenal . Hingga akhirya saya memberanikan diri meminta saran dan nasihat pada murobbi saya di pesantren. Dan justru seperti gayung bersambut, Murobbi saya malah sangat senang mendengar kabar tersebut. Aneh sih,padahal usia saya waktu itu baru 21 tahun, tapi kok murobby saya mengizinkan. Dalam hati saya terus bertanya,namun saya yakin apapaun yanag diputuskan murobbi sayaa, itu adalah yang terbaik bagi saya. 
Hingga hari itu, tanggal 5 desember 2015 setelah mendapat wejangan dan nasihat dari murobbi saya,  saya berusaha meneguhkan dan meyakinkan hati saya, saya bilang pada orangtua saya bahwa saya akan menikah, orangtua saya memang sempat marah dan ngomel, namun saya yakinkan mereka, dan saya hanya meminta restu dari keduanya. Singkat cerita, Orngtua saya mersestui dan dataglah mereka ke rumah perempuan tadi dengan tujuan menentukan tanggal pernikahan. Saya sempat berfikir mungkin orangtuanya akan memberikan saya waktu sedikit lebih lama untuk bisa menikah dengan putrinya. Namun ternyata mereka meminta sekaligus menetapkan bahwa pernikahan saya dan putrinya harus berlangsung secepat mungkin. Dan tepatnya pada tanggal 15 Desember 2015, dengan Niat karena Alloh,saya menikah dengan putri mereka. sejak saat itulah saya telah sah menjadi suami dari perempuan yang sama sekali belum saya kenal. Aneh memang, tapi niat karena Allah , do'a para guru serta orangtua yang menjadi dasar dan pijakan saya dalam menjalani semua, Alhamdulillah pernikahan kami bisa bertahan sampai saat ini.Meskipun , dengan berbagai terjangan badai godaan dalam mahligai rumah tangga kami, Alhamdulilah kami bisa melewati semuanya. hingga saat ini kami telah dikaruniai seorang putri yang begitu cantik dan lucu bagi saya, dia selalu menjadi sumber senyuman kami,sebagai penambah semangat kami, dan juga kado terindah dari rabb kami. Terimakasih rabb...!!

lantas bagaimana dengan cita-cita saya jadi dosen ? Pupuskah ?  jawabannya tidak ! telat ,mungkin iya, tapi.... better late than never, (tidak ada kata terlambat dalam kebaikan). Selagi Alloh kasih saya ksempatan hidup, maka saya akan terus berusaha menggapai cita-cita saya. 

Comments